Tips Budidaya Ikan Channa yang Sukses untuk Memulai Bisnis
Channa Melasoma (Instagram; @lunaticsnakeheadfish)

Bagikan:

Ikan channa atau ikan gabus, sedang merajai tren ikan hias di Indonesia. Ikan jenis predator ini banyak digandrungi oleh pecinta ikan. Harga ikan ini melejit mencapai 20 - 50 jutaan.

Indonesia menjadi salah satu habitat ikan channa. Ikan ini banyak ditemukan di sungai air tawar yang terdapat di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Ikan yang dulunya hanya dimanfaat sebagai bahan konsumsi, kini telah dilombakan dalam ajang kontes.

Melihat potensinya yang menjanjikan, banyak orang yang kemudian melakukan budidaya ikan channa. Budidaya ikan channa sulit sekali. Namun ada beberapa hal yang perlu anda tanggapi, seperti habitat, makanan, rutinitas, dan lain sebagainya.

Berikut ini langkah-langkah budidaya ikan channa yang wajib anda tahu.

Mengenali  Ikan Jantan dan Betina

Sebelum memulai budidaya ikan channa, terlebih dahulu anda harus bisa membedakan mana ikan jantan dan betina. Perbedaannya bisa dilihat melalui tanda-tanda yang ada di tubuhnya. Channa jantang memiliki ciri-ciri kepala lonjong, warna tubuh lebih gelap, dan lubang kelamin berwarna merah. Lubang kelamin tersebut akan mengeluarkan cairan bening apabila diurut.

Sedangkan channa betina memiliki ciri-ciri kepala bulat, perut lebih gembung dan lembek, tubuh berwarna lebih terang. Perut channa betina apabila diurut tandanya akan keluar telur. Untuk perkembang biakan, induk jantan dan betina harus sudah memiliki berat 1 kg.

Pelepasan Telur/Pemijahan

Setelah induk jantan dan betina dikawinkan, langkah selanjutnya adalah melakukan pemijahan. Pelepasan telur dari channa betina bisa dilakukan di dalam fiberglass atau bak beton. Bak betok yang dipakai idealnya berukuran panjang 5 m, lebar 3 m, dan tinggi 1 m.

Selanjutnya, keringkan bak tersebut selama 3 – 4 hari. Setelah itu, isi air setinggi 50 cm. Selama pemijahan, biarkan air tersebut mengalir. Lalu masukanlah enceng gondok untuk merangsang pemijahan.

Kemudian masukanlah 30 ekor induk betina dan 30 ekor induk jantan ke dalam bak. Biarkan mereka melakukan pemijahan. Selanjutnya, ambil telur menggunakan skuplet halus. Habis itu, saatnya menetaskan telur. Dalam proses penetasa, anda perlu mengontrol setiap hari.

Penetasan Telur

Setelah berhasil dipijah, itu berarti telur siap ditetaskan. Pakailah aquarium untuk menetaskan telur. Akuarium dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 40 cm. Aqurium tersebut anda keringkan terlebih dahulu selama 2 hari. Masukkan air bersih setinggi 40 cm.

Setelah itu, anda harus memasang dua titik aerasi. Aerasi tersebut dinyalakan selama proses penetasan. Anda juga perlu memasang pemanas air. Atur suhu pada angka 28 celcius.

Lalu, masukkan telur 4-6 butir. Tunggulah telur tersebut sampai menetas, biasanya memerlukan waktu 24 jam. Jika sudah menetas dan menjadi larva, anda bisa membiarkannya. Tidak perlu memberi makan selama 2 hari.

Pemeliharaan Larva

Setelah berjalan dua hari dari waktu menetas, larva sudah bisa dikasih makan. Pemeliharaan larva dilakukan tetap dalam akuarium yang sama. Kepadatan akuarium idealnya 5 ekor/liter.

Untuk pakan larvanya, menggunakan naupli artemia, dilakukan 3 kali sehari. Setelah memasuki umur 5 hari, larva diberi tambahan pakan yakni daphnia 3 kali sehari.

Anda juga perlu menjaga kualitas air. Rajin-rajinlah melakukan penyiponan. Buang kotoran di akuarium dan gantilah dengan air baru, sekitar 50 persen. Pembersihan dilakukan 3 kali dalam sehari.

Pendederan

Setelah tumbuh cukup besar, langkah selanjutnya adalah pendederan. Anda harus melakukan pendederan di kolam tanah. Kolam yang harus anda siapkan berukuran 200 meter persegi. Tanah dasarnya diratakan. Bikin kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm.

Sebelum dipakai, kolam harus anda keringkan selama 4 – 5 hari. Lalu, taburkan kotoran ayam atau puyuh sebanyak 5 – 7 karung. Masukan air hingga setinggi 40 cm. Rendamlah selama 5 hari, kondisi air tenang/tidak dialirkan.

Selanjutnya, masukan 4.000 ekor larva di pagi hari. Dua hari setelahnya, masukan 1 - 2 kg tepung pelet yang sudah direndam. Proses terakhir benih dipanen setelah berumu 3 minggu.

Itu tadi langkah-langkah membudidayakan ikan channa. Cermati baik-baik setiap prosesnya agar usaha anda bisa berhasil. Modal yang diperlukan oleh banyak, namun anda harus melakukan pemeliharaan yang teliti.

Ikuti terus berita dalam negeri dan luiar negeri di VOI .